Kawasan Kota
Lama kerap menjadi tujuan wisata bagi turis domestik maupun mancanegara yang
berkunjung ke Semarang. Gereja Blendhuk umumnya menjadi jujukan terlaris bagi para pelancong.
Tapi tak hanya itu, masih ada referensi obyek wisata menarik di kawasan little netherland tersebut. Ya,
Marabunta Gedung Multiguna (MBM) yang berlokasi di Jalan Cendrawasih 23,
Semarang. Tak sulit menemukan bangunan tua bergaya arsitektur Belanda ini.
Selain lokasinya yang cukup dekat dengan Gereja Blendhuk, patung semut raksasa
yang menghiasi bagian atap gedung mudah dihafal dan menarik perhatian.
Merunut pada
sejarah singkatnya, bangunan yang juga bernama “Gedung Komedi Stadschouwburg”
tersebut dahulu berfungsi sebagai tempat pertunjukkan rutin yang dinikmati oleh
warga Eropa pada tahun 1854. Salah satunya pementasan tari dari seorang spionase
cantik, Putri Matahari. Namun, sejak awal kemerdekaan RI, gedung itu tak lagi
berfungsi untuk menampilkan pertunjukkan, melainkan digunakan sebagai kantor Yayasan
Empat Lima, dimana anggotanya termasuk mantan presiden Soeharto dan almarhum
Soepardjo Rustam. Kini yayasan tersebut berganti nama menjadi Yayasan Kodam.
BUKTI PERESMIAN--Marabunta Gedung Multiguna usai direkonstruksi pada tahun 1995.
Marabunta—yang
artinya semut besar Afrika—sudah mengalami satu kali proses rekonstruksi,
tepatnya pada tahun 1995. Bekas bangunan lama berdampingan dengan gedung hasil
rekonstruksi. Interior gedung baru seolah kembali menegaskan fungsi bangunan sebagai
tempat pertunjukkan. Tepat di bagian ujung tengah dari pintu masuk utama
terdapat panggung. Atap bagian dalam yang berbahan kayu serta sepuluh buah
pilar sengaja dipertahankan sebagai bagian asli bangunan sejak pertama berdiri.
Ornamen lukisan pada masing-masing jendela mengilustrasikan aksi Putri Matahari
ketika pementasan tari berlangsung. Berbeda dengan ornamen pada pintu masuk
utama yang melukiskan dongeng Putih Salju. Salah satu sudut gedung dipercantik dengan
adanya mini bar yang menyerupai
kapal. Masih di lantai dasar, tepatnya di ruangan dalam, kita dapat menemukan
beberapa pajangan berupa sketsa Putri Matahari serta bentuk asli Marabunta.
PANGGUNG--Tepat di ujung tengah setelah memasuki pintu utama terdapat panggung untuk pementasan.
ASLI--Interior atap berbahan kayu ini merupakan bagian dari bangunan sejak awal berdiri dan sengaja dipertahankan meskipun telah direkonstruksi.
LUKISAN MENARI--Ornamen jendela yang melukiskan aksi Putri Matahari saat menari di pementasan.
BERBEDA--Khusus pada pintu masuk utama ornamen melukiskan tentang dongeng Putih Salju beserta para kurcaci.
SUDUT KAPAL--Di salah satu sudut lantai dasar dipercantik dengan mini bar menyerupai kapal yang sengaja dibuat saat rekonstruksi.
PENARI--Sketsa Putri Matahari yang dapat ditemukan di ruangan dalam lantai dasar.
Beralih
menyusuri eksterior bangunan, di bagian samping gedung terdapat pagar besi
putih yang juga bersimbol semut raksasa. Dinding sisi bangunan dihias dengan
tanaman rambat. Sedangkan sisi ujung terdapat sebuah tangga besi menuju lantai
dua—yang digunakan untuk kantor.
PAGAR SEMUT--Di bagian samping gedung terdapat pagar besi bersimbol semut raksasa Afrika "Marabunta".
TANGGA--Di bagian sisi gedung terdapat tangga menuju lantai dua yang digunakan sebagai kantor.
MARABUNTA--Simbol semut raksasa di bekas bangunan lama.
JEJAK LAMA--Bekas bangunan Marabunta yang pertama kali berdiri.
BANGUNAN TUA--Puing-puing bangunan lama Marabunta usai direkonstruksi mulai ditumbuhi tanaman rambat.
KINI--Marabunta setelah direkonstruksi dikelola dengan cara disewakan untuk beragam acara.
Alex Purnawi
selaku Bagian Umum MBM menjelaskan, “Hingga kini gedung tetap dikelola dan
dirawat oleh PT. Marabunta dan ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Kota
Semarang. Untuk fungsinya sendiri, saat ini gedung disewakan untuk berbagai
acara. Tetapi, mayoritasnya disewa untuk pertunjukkan musik dan pemotretan
model,” ujarnya ramah. (ARF)
wah ternyata di semarang ada gedung yang unik juga ya. baru tau. thanks for the info. :)
BalasHapusmungkin bisa jadi referensi wisata untuk keliling kota :)
Hapuswah ini dimana?????? baru tau ada kayak gini...nice info anyway :D
BalasHapusDi kawasan Kota Lama, ga jauh kok dari Gereja Blenduk :)
BalasHapuswah baru tau dalemnya marabunta, ternyata keren banget.. apalagi yg sudut ruangan ada kapalnya itu,pengen foto prewed disitu deh :)
BalasHapusiya, silakan coba menyaksikan dan mengabadikan eksotika si marabunta. referensi wisata seputar Kota Lama :)
Hapusaset yang harus dilestarikan....
BalasHapussangat setuju. semoga lebih banyak pihak & masyarakat yg peduli dg warisan budaya kota sendiri :)
Hapuswah yang ini nih yang perlu dijaga kelestariannya, apalagi ini gedung peninggalan yang memiliki nilai sejarah
BalasHapusbetul, tapi info yg saya dapat, gedung ini masih dikelola secara mandiri/swadaya oleh PT. Marabunta. mungkin akan lebih baik, jika berbagai pihak dpt bersinergi dan peduli u/ menjaga kelestariannya :)
BalasHapusluar biasa cantik ya marabuntaaa <3 aq baru tau loh, artikel yang menarik banget! yang lain mengekspos gereja blenduk, dll sebagai icon kota lama, tapi baru kali ini ada yang mengangkat marabunta. good article! :D apalagi selain narasi, ada foto foto interior marabunta yang cantik sebagai pelengkap. jadi tambah gag sabar mengunjungi marabunta. oya sayang sekali ya marabunta malah di pakai sebagai kantor atau acara resepsi, menurut q lebih bagus sebagai gedung pertunjukan aja deh, sama kayak fungsi bangunan awalnya. apalagi di semarang jarang ada kan gedung pertunjukan seni. ada sih di sobokari.
BalasHapusfungsi marabunta kadang masih untuk pertunjukan musik. saat saya berbincang dg Bp. Alex Purnawi sbg salah satu pengurus MGM, beliau bercerita bahwa salah satu grup musik rock asal Semarang termasuk paling sering menyewa gedung tsb sbg pertunjukan. MGM memang sengaja disewakan karena gedung tsb masih dikelola secara mandiri/swadaya oleh PT. Marabunta, jd biaya perawatan gedung berasal jg dari hasil uang sewa (sepemahaman saya begitu). yuk, jadikan Marabunta referensi wisata selanjutnya :)
BalasHapusMarabunta yang ada sekarang itu replika ya? Sementara aslinya yang sudah hancur disebelahnya? Kenapa kok lebih dipilih mendirikan replika daripada memperbaiki aslinya? Belum pernah jalan-jalan di Kota Lama di malam hari, apa bisa diberikan gambaran denyut Kota Lama di kala siang dan malam?
BalasHapusKebetulan saya sedang tahap survei mencari lokasi untuk memulai bisnis kulineri. Saya tertarik dengan sesuatu yang klasik tapi apakah Kota Lama punya prospek untuk itu? Mohon gambaran ya karena saya belum sempat terjun kesana. Terimakasih.
BalasHapusgedungnya cantik. pengen resepsi nikah digedung ini.
BalasHapusbagus artikelnya. menjawab pertanyaan2 saya :)
BalasHapus